Rabu, 02 Maret 2011

Majas
7. Hiperbola
Hiperbola adalah majas yang pengungkapannya melebih-lebihkan kenyataan fakta
sehingga fakta menjadi tidak masuk akal. Pada zaman sekarang, hiperbola gaya
bahasa atau majas yang lebai atau alai, maksudnya kata-katanya
melampaui batas logika.
Contoh: 1. Tiada tara, tiada batas.
Penjelasan: Pada kalimat tersebut terdapat kata "tiada". Jika kita
baik-baik, kata "tiada" inilah yang membuat kalimat
di atas menjadi tidak masuk akal.
2. Harga bensin membumbung tinggi.
Penjelasan: Pada kalimat di atas terdapat kata "membumbung
tinggi",kata-kata inilah yang menyebabkan kalimat di atas
bermajas hiperbola.
Majas
6. Litotes
Litotes adalah majas yang pengungkapannya berupa penurunan kualitas suatu fakta
yang bertujuan untuk merendah diri.
Contoh: 1. Lalu ia duduk di dekatku dan setelah minta maaf atas jumlah
makanannya yang sedikit-bukan atas keserhanaannya, ia
persilahkan aku makan.
Penjelasan: Pada kalimat di atas terdapat kata "minta maaf atas jumlah
makanannya yang sedikit-bukan atas keserhanaannya, ia
persilahkan aku makan", padahal di meja makannya jumlah
makanannya sangat banyak, bahkan terkesan mewah. Ia
menyatakan hal tersebut untuk merendah diri agar tidak
terkesan sombong.
2. Silahkan makan nasi dan lauk pauk di meja seadanya!
Penjelasan: Pada kalimat di atas terdapat kata seadanya, padahal nasi
dan lauk pauknya banyak sekali. Ia berkata seperti itu
karena ia tidak mau terkesan sombong.
3. Silahkan datang ke gubuk saya!
Penjelasan: Pada kalimat di atas terdapat kata "gubuk", padahal ia
mempersilahkan ke seseorang untuk datang ke rumah
mewahnya. Ia tidak ingin sombong, jadi ia merendah diri
dengan mengatakan rumah mewah dia adalah sebuah gubuk.
Majas
5. Sinestesia
Sinestesia adalah majas yang pengungkapannya berupa rasa dari alat indera yang
diungkapkan melalui ungkapan rasa alat indera lainnya.
Contoh: 1. Kata-kata yang Anda ucapkan sungguh pedas.
Penjelasan: Pada kalimat di atas terdapat kata pedas. Pedas merupakan
rasa dari salah satu alat indera, yaitu indera pengecap.
Kata "pedas" ini maksudnya kata-kata yang tokoh Anda
ucapkan sungguh menusuk hati seseorang. Kata-kata yang
tokoh Anda ucapkan dapat membuat seseorang sakit hati.
Kata-kata yang dapat membuat seseorang sakit hati itulah
kemudian diungkapkan berupa rasa alat indera, yaitu pedas
karena sesuai atau mirip dengan maknanya, yaitu
kata-kata yang dapat membuat seseorang sakit hati
(kata-kata yang dapat langsung menusuk perasaan seseorang).
2. Rupanya manis sekali.
Penjelasan: Pada kalimat di atas terda[at kata manis. Kita tahu bahwa
manis merupakan rasa dari alat indera pengecap, yaitu
lidah. Kata "manis" ini maksudnya cantiknya, artinya rupa
atau wujud orang itu cantik sekali. Kata cantik inilah
yang dapat diubah menjadi kata-kata yang menggunakan rasa
alat indera, tentu rasa alat indera yang sesuai. Pada
kalimat di atas, kata "manis" memang cocok karena manis
berupakan easa alat indera yang enak, indah, atau cantik.
Majas
4. Metafora
Metafora adalah majas yang pengungkapannya melalui perbandingan yang langsung
dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama.
Contoh: 1. Raja siang telah pergi ke peraduannya.
Penjelasan: Raja siang yang dimaksudkan di sini adalah matahari
karena matahari memancarkan sinarnya pada waktu siang
hari. Pada waktu siang hari, matahari berkuasa sehingga
matahari dijuluki sesuai sifanya, yaitu raja siang. Raja
artinya berkuasa. Siang maksudnya siang hari. Jadi, raja
siang artinya berkuasa di waktu siang hari.
2. Dewi malam telah menampakkan dirinya.
Penjelasan: Seperti raja siang, dewi malam pun merupakan julukan.
Dewi malam di sini mengartikan bulan karena sinar bulan
yang begitu indah maka dianggap sebagai dewi. Bulan
diberi julukan dewi malam karena keindahan sinarnya
seperti cantiknya seorang dewi yang terpancar pada waktu
malam hari.
Majas
3. Asosiasi atau simile
Asosiasi atau simile adalah majas yang pengungkapannya dengan perbandingan
eksplisit yang dinyatakan dengan kata depan dan penghubung, yaitu seperti,
bagaikan, laksana, ibarat, bak, umpama, seumpama, dan lain-lain.
Contoh: 1. Semangatnya keras bagaikan baja.
2. Kau cantik sekali seperti cantiknya ribuan intan.
3. Wajahmu cantik sekali laksana indahnya intan.
4. Keindahanmu bak cerahnya emas.
5. Tempat ini bau sekali umpama tempat sampah.
Majas
2. Alusio
Alusio adalah majas yang pemakaian ungkapannya tidak perlu diselesaikan karena
sudah dikenal.
Contoh: 1. Ah dia itu tong kosong nyaring bunyinya.
2. Denny, pesan mie.
Penjelasan: Pesan mie di sini dimaksudkan pesan mie sebesar dua
porsi. Pembeli tersebut tidak menyelesaikan kalimatnya
karena Denny sudah mengetahui hal tersebut.
3. Dasar orang bagai air di daun talas.
4. Permisi, saya beli gula.
Penjelasan: Tokoh saya tidak menyelesaikan kalimatnya karena pemilik
toko sudah mengetahui apa yang tokoh saya minta.
5. "Ade, tolong beli cincau!", kata ibu.
Penjelasan: Ibu tidak menyelesaikan apa yang dia katakan karena Ade
sudah mengetahui apa yang Ade harus beli, yaitu cincau
hitam sebanyak lima kilogram.
Majas
1. Alegori
Alegori adalah majas atau gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara
lain melalui kiasan atau penggambaran yang membentuk suatu kesatuan yang utuh.
Majas ini biasanya mengandung pesan moral yang baik bagi kita.
Contoh: 1. Perkawinan adalah suatu usaha untuk mengarungi bahtera kehidupan.
Suami harus mampu menggayuh dayung. Istri harus pandai mengendalikan
kemudi.
2. Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri
tebing-tebing, yang kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang
rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika
bertemu dengan laut.
3. Berhati-hatilah dalam mengemudikan bahtera kelangsungan kehidupan
keluargamu, sebab lautan kehidupan ini penuh ranjau, topan yang
ganas, batu karang, dan gelombang yang setiap saat dapat
menghancurkleburkan. Oleh karena itu, nakhoda harus selalu seia
sekata dan satutujuan agar dapat mencapai pantai bahagia dengan
selamat.